“Pecinta Seni Wajib Tahu: Al-Qur’an Adalah Keindahan Tertinggi yang Turun dari Allah”
- account_circle Alif Imtinan Khansa Mahdiyah
- calendar_month Rab, 8 Okt 2025
- visibility 26
- comment 0 komentar

Siapa yang tidak terpesona dengan seni? Anak muda masa kini akrab dengan musik, film, puisi, dan karya visual aesthetic di medsos. Fenomena TikTok dan Instagram yang penuh dengan video sinematik, potoongan puisi singkat, atau remix musik populer menunjukan bahwa seni sudah menjadi bagian penting dalam keseharian. Bahkan film film seperti La La Land atau Whiplash masih sering dibicarakan karena menunjukan bagaimana seni bisa membuat seseorang terbawa emosi sepenuhnya. Tidak bisa dipungkiri, seni mampu menghadirkan pengalaman emosional yang kuat. Namun di balik kekaguman terhadap karya manusia, ada satu bentuk seni yang jauh lebih tinggi nilainya, yang bukan lahir dari imajinasi manusia, tapi dari Sang Pencipta, yaitu Al-Qur’an (Nurrohim, 2019).
Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, tetapii juga maha karya sassttra yang keindahannya menakjubkan siapa saja yang mempelajarinya. Keindahannya tidak dapat ditandingi oleh karya sastra mana pun (Ida Latifatul Umroh, 2017). Sejak diturunkan, banyak penyair Arab terbaik mencoba menyaingi susunan bahasa nya, namun semuanya gagal. Bukan karena mereka kurang mahir, melainkan karena Al-Qur’an datang dari Allah, bukan hasil ciptaaan manusia. Di balik keindahan bahasa nya (Kurnia & Hidayat, 2022), Al-Qur’an membawa pesan hidup yang mendalam, yang tidak hanya membuat kita kagum, tapi juga menuntun langkah hidup kita. Bahkan Allah meneggaskan tantangan ini dalam firman-Nya:
وَقُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًۭا
Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Isra’ [17]: 88)
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah seni Ilahi (Tantangan Al-Qur’an | Almanhaj, 2014) yang tidak mungkin di tandiingi siapapin. Keindahannya bukan hanya pada rima atau susunan kata, tetapi juga pada makna yang sangat dalam. Inilah alasan mengapa sejak dulu hingga sekarang, Al-Qur’an tetap dianggap sebagai maha karya sastra abadi.
Keindahan Al-Qur’an tidak hanya terdengar di telinga, tetapi juga dirasakan di hati. Lantunannya bisa menghadirkan ketenangan (Kirana & Nurrohim, 2024) yang berbeda dari musik pop, lagu galau, atau bahkan simfoni klasik sekalipun. Setiap ayat menyampaikan pesan tentang kasih sayang Allah, penciptaan alam, hingga kehidupan setelah mati, yang membuat kita sadar akan tujuan hidup. Keindahan ini abadi dan tetap relevan meski sudah lebih dari 1400 tahun. Al-Qur’an bukan sekedar untuk dikagumi, tetapi untuk dipahami, direnungkan, dan diamalkan. Semakin dekat kita dengan Al-Qur’an, semakin banyak hikmah hidup yang kita temukan (Putri et all, 2023).
Tips Praktis Menikmati Keindahan Qur’an
Untuk merasakan keindahan Al-Qur’an lebih maksimal, tidak cukup hanya mengaguminya. Ada beberapa langkah langkah sederhana yang bisa dilakukan:
- Dengarkan tilawah setiap hari. Nikmati suatu atau dua ayat secara konsisten, tanpa terburu-buru memahami maknanya. Biarkan telinga dan hati terbiasa dengan lantunan Qur’an (Nurrohim dkk., 2023).
- Baca terjemahannya. Al-Qur’an tidak hanya indah dalam lafadz, tetapi juga menyimpan makna yang luar biasa. Membaca terjemahan satu halaman setiap hari membuka wawasan baru.
- Catat ayat favorit. Tuliskan ayat yang menyeentuh hati dicatatan pribadi. Atau bisa dijadikan wallpaper pada Hp. Koleksi ini bisa menjadi pengingat di saat dibutuhkan.
- Jadikan inspirasi karya. Bagi yang suka menulis, menggambar, atau membuat konten, ayat Qur’an bisa menjadi sumber inspirasi yang memperkaya karrya.
- Diskusikan dengan teman. Membicarakn suatu ayat dengan teman scara santai dapat memperdalam pemahaman hingga mampu saling mengingatkan dalam mengamalkan ayat tersebut. (Nurrohim, 2024)
- Amalkan hal kecil. Mulailah dengan tindakan sederhana, seperti berkata baik atau tersenyum. Ini adalah wujud nyata dari ajaran Qur’an.
Al-Qur’an membuktikan bahwa seni sejati tidak hanya menyentuh perasaan, tapi juga menuntun kehidupan. Ia adalah karya Allaah yang tidak tertandingi, indah dalam bahasa sekaligus mendalam dalam makna. Bagi generasii muda yanng mencintai seni, Al-Qur’an adalah seni tertinggi yang wajib dikenali. Jangan hanya berhenti pada rasa kagum; mulailah mendekat, membaca, menadabburi, (A Nurrohim, 2024) dan mengamalkannya. Jika seni manusia hanya memberi kesenangan sesaat, maka Al-Qur’an menghadirkan keindahan abadi yang mmebimbing manusia menuju kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat.
- Penulis: Alif Imtinan Khansa Mahdiyah
Saat ini belum ada komentar