Sarasehan Milad Muhammadiyah 1446 H: Menguatkan Semangat 3S dalam Gerakan Masa Depan
- account_circle admin
- calendar_month Rab, 4 Jun 2025
- visibility 57
- comment 0 komentar

SUKOHARJO — Dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-1446 H, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo menyelenggarakan Sarasehan Milad Muhammadiyah 1446 H bertema “Gerakan Masa Depan dan Refleksi Memimpin Muhammadiyah”, pada Selasa malam, 3 Juni 2025, bertempat di Aula SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.
Acara yang dimulai pukul 19.30 hingga 22.00 WIB ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai unsur persyarikatan. Hadir dalam kegiatan tersebut Pimpinan Harian PDM Sukoharjo, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Sukoharjo, para Ketua Majelis dan Lembaga, serta kader dan simpatisan Muhammadiyah dari cabang dan ranting se-Kabupaten Sukoharjo.
Kegiatan sarasehan ini menjadi momen strategis untuk merefleksikan arah gerakan Muhammadiyah di masa depan. Sebagai bagian dari peringatan milad yang ke-1446 Hijriah, tema ini diangkat untuk memperkuat sinergi dan menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya transformasi gerakan dakwah dan tajdid dalam menghadapi tantangan zaman.
Sesi utama dalam acara ini diisi oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., yang menyampaikan materi utama bertajuk “Menguatkan Semangat 3S dalam Gerakan Masa Depan Muhammadiyah”. Dalam paparannya, Prof. Harun memperkenalkan konsep “3S” yang dianggap penting sebagai fondasi mentalitas kader dan pimpinan Muhammadiyah.
“Di Muhammadiyah, kita harus membangun 3S: Sadar, Sami’na wa Atha’na, dan Senang. Sadar berarti memiliki kesadaran ideologis, memahami misi dakwah, dan visi tajdid organisasi. Sami’na wa Atha’na menunjukkan sikap taat dan loyal terhadap keputusan organisasi. Sementara Senang adalah semangat melayani dengan hati yang gembira dan tulus,” ungkap Prof. Harun di hadapan peserta sarasehan.
Ia menambahkan bahwa gerakan masa depan Muhammadiyah harus didukung oleh kepemimpinan yang visioner, tangguh, dan mampu beradaptasi dengan perubahan global. “Kita harus meninggalkan pola kerja yang administratif dan menggantinya dengan kepemimpinan yang strategis dan kolaboratif,” lanjutnya.
Menurut Prof. Harun, semangat milad harus menjadi titik tolak pembaruan gerakan, bukan sekadar seremoni tahunan. Milad harus melahirkan semangat baru dalam membangun jaringan dakwah, penguatan cabang-ranting, serta pemanfaatan teknologi dalam penyebaran nilai-nilai Islam berkemajuan.
Sarasehan Milad Muhammadiyah 1446 H ini juga menjadi ajang konsolidasi antarorganisasi otonom Muhammadiyah di Sukoharjo, mulai dari Pimpinan Cabang, Ranting, Ortom, hingga Amal Usaha Muhammadiyah. Diskusi yang digelar usai penyampaian materi berlangsung dinamis dan partisipatif, memperlihatkan semangat kebersamaan yang tinggi.
Ketua PDM Sukoharjo, Drs. H. Ahmad Darwanto, dalam sambutan pembuka menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari refleksi kolektif. “Kita tidak hanya memperingati usia, tetapi juga memperbarui niat dan memperkuat langkah untuk terus menjadi gerakan pembaruan umat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PDA Sukoharjo, Hj. Umiyati, menambahkan bahwa sinergi antara PDM dan PDA harus diperkuat dalam membangun gerakan perempuan berkemajuan. “Kolaborasi kita tidak berhenti di tataran struktural, tetapi juga sampai ke gerakan dakwah kultural dan sosial,” kata Umiyati.
Menutup acara, panitia menyampaikan harapan agar nilai-nilai 3S dapat diterapkan dalam setiap aktivitas persyarikatan. Dengan penuh semangat, seluruh peserta sarasehan menyepakati pentingnya memperkuat peran Muhammadiyah di masa depan melalui kerja kolektif, konsistensi ideologis, serta semangat inovasi.
Sarasehan Milad Muhammadiyah 1446 H di Sukoharjo menjadi bukti nyata bahwa refleksi bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai ajakan untuk membentuk masa depan yang lebih cerah bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan.
(Ahimza)
- Penulis: admin

