Breaking News
Beranda » PDM KLATEN » Ust. Arif Munandar, Lc : MEWASPADAI PERUSAK DAN PENGHAPUS AMAL

Ust. Arif Munandar, Lc : MEWASPADAI PERUSAK DAN PENGHAPUS AMAL

  • account_circle admin
  • calendar_month Jum, 9 Mei 2025
  • visibility 56
  • comment 0 komentar

KLATEN – Ustadz Arif Munandar, Lc dari Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Klaten mengatakan bahwa Amal shalih yang dikerjakan setiap hamba adalah anugerah dan taufik yang Allah berikan kepadanya. Hal tersebut sebagai tanda Allah menghendaki kebaikan untuk dirinya.

Hal itu disampaikan Arif Munandar saat pengajian Tarjih di Ghra Bung Karno yang juga dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo dan Benny Indra Ardhianto, Jumat ( 9/5/2025 )

Menurutnya melalui amal shalih yang dikerjakan di dunia, Allah akan memberinya rahmat di akhirat dan memasukkannya ke dalam surga serta menyelamatkannya dari neraka.

“Oleh sebab itu, kaum muslimin diperintahkan untuk berlomba-lomba melakukan kebaikan di dunia demi meraih kemuliaan di akhirat dan ridha Allah.” katanya.

Namun demikian jata Arif Munandar keberhasilan melakukan perbuatan baik dan amal ketaatan bukan tanpa ancaman kesia-siaan.

“Sebab setan enggan menyerah begitu saja saat gagal membujuk manusia meninggalkan kebaikan. Ia masih berharap mampu merusak pahala amal tersebut baik secara keseluruhan, sebagian atau mengurangi nilainya” katanya.

Dijelaskan bahwa setiap orang tentu tidak menginginkan adanya sebuah petaka yang besar ketika seseorang rela berlelah-lelah melakukan berbagai jenis ketaatan dan ibadah, meyakini dirinya berbuat baik dan mengharapkan pahalanya di akhirat.

“Tetapi ternyata semua amal kebaikan dan ibadah yang ia kerjakan seumur hidup ini hilang seperti hembusan angin, tidak tersisa sedikit pun nanti di akherat” kata Ust Arif Munandar.

Perbuatan baik (al-‘amal al-shaalih) menurutnya merupakan salah satu aspek paling penting dalam ajaran Islam.

“Dalam al-Qur’an, Allah swt berkali-kali menggandengkan keimanan dengan kebaikan. Satu di antaranya bisa dilihat pada firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 25 yang artinya, Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai…” katanya.

Dikatakan bahwa Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa ayat di atas merupakan jawaban terhadap orang yang meyakini bahwa iman saja telah mencukupi agar dibalas dengan surga. Menurut beliau, penyertaan perbuatan baik setelah keimanan mengindikasikan betapa pentingnya hal tersebut.

“Orang juga sering keliru dalam memahami bahwa surga diberikan atas rahmat Allah swt. Benar bahwa tanpa rahmat Allah, makhluk tidak akan mendapatkan apa pun atas segala usahanya. Tetapi, amal kebaikan merupakan salah satu faktor yang dapat mendatangkan rahmat-Nya dan menjadi sebab tinggi-rendahnya tempat seseorang di akhirat kelak” katanya.

Akan tetapi, perbuatan baik dapat dengan mudah terhapus. Banyak faktor yang dapat menghilangkan pahala seorang hamba.

“Imam al-Suyuthi dalam kitab al-Jaami` al-Shaghiir wa Ziyaadatuhu meriwayatkan sebuah hadis dari `Adi bin Hatim yang artinya, ada Enam perkara yang dapat menghapus ganjaran perbuatan baik: (1) sibuk dengan aib-aib orang lain, (2) keras hati, (3) cinta dunia, (4) sedikit rasa malu, (5) panjang angan-angan, dan (6) kezaliman yang tidak berhenti.” katanya.

Dalam uraiannya dijelaskan pertama, Isytighaal bi ‘uyuub al-khalq (sibuk dengan aib-aib orang lain). Maksudnya adalah membicarakan orang lain, entah kekurangannya atau hal buruk yang dilakukannya, untuk mencelanya. Ini disebut sebagai gibah, yang di dalam al-Qur’an diibaratkan seperti memakan bangkai saudara sendiri (QS. al-Hujurat: 12).

Bagaimanapun, sibuk membicarakan aib orang lain tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama hanya akan mendatangkan keburukan bagi pelakunya, entah benar atau salah. Jika aib benar-benar ada pada diri orang yang dibicarakan, maka itu adalah gibah. Namun, jika ternyata aibnya tidak benar adanya, maka itu termasuk sebagai fitnah. Gibah dan fitnah adalah dua perbuatan buruk yang akan merugikan seseorang.

Kedua, qaswah al-qalb (keras hati). Allah swt tidak hanya membekali manusia dengan organ-organ indrawi. Dia memberikan hati (qalb) kepada manusia untuk merasa, untuk menimbang baik-buruk suatu perbuatan.

Rasulullah saw menjelaskan bahwa dalam diri manusia terdapat segumpal daging yang dapat menjadi tolok ukur baik-buruknya seseorang. Jika daging tersebut baik, niscaya baik juga seluruh tubuhnya. Dan berlaku sebaliknya. Segumpal darah yang dimaksud adalah hati (HR. al-Bukhari).

Sayangnya, banyak manusia yang hatinya menjadi keras. Keras hati sendiri merupakan penyakit hati. Ciri-ciri orang yang menderita penyakit ini adalah ia yang susah menerima nasihat kebenaran, sehingga pintu hidayah akan tertutup baginya.

Ketiga, hubb al-dunyaa (cinta dunia). Cinta pada dunia yang dilarang adalah cinta dunia yang berlebihan. Orang yang terlalu mencintai dunia cenderung melupakan orientasi kehidupan akhirat. Kesehariannya diisi dengan pengejaran kenikmatan-kenikmatan duniawi, seperti harta dan tahta.

Nabi Muhammad saw mengingatkan bahwa terlalu cinta pada dunia akan merusak dirinya sendiri. Beliau bersabda,

“Dua serigala lapar yang dilepas kepada sekawanan kambing tidaklah lebih merusak daripada kerakusan seseorang terhadap harta dan jabatan (dalam merusak) terhadap agamanya.” (HR. al-Tirmidzi).

Keempat, qillah al-hayaa` (sedikitnya rasa malu). “Jika engkau tidak tidak malu, berbuatlah sesukamu,” sabda Nabi Muhammad saw sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim, dan lainnya.

Rasa malu termasuk salah satu sifat terpuji yang paling tinggi. Rasa malu dapat menjadi rem perilaku seseorang. Karena merasa malu, seseorang bisa dapat mencegah dirinya untuk tidak berbuat buruk yang menyebabkan dosa. Betapa banyak orang dengan begitu mudahnya melakukan perbuatan tercela, secara sembunyi-sembunyi bahkan terang-terangan. Tak mengherankan jika rasa malu dipandang sebagai bagian dari keimanan.

Kelima, thuul al-amal (panjang angan-angan). Berharap tentunya merupakan sifat manusia. Berharap juga sejatinya tidak dilarang oleh agama. Namun, berharap berbeda dengan berangan-angan. Al-Munawi menjelaskan bahwa al-amal (berangan-angan) berarti “Berharap terjadinya sesuatu yang kemungkinannya kecil.”

Berbeda dengan harapan, angan-angan tidak disertai dengan usaha yang memadai untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Ia biasanya didasari oleh rasa malas yang luar biasa. Orang yang sering berangan-angan biasanya menghabiskan waktu hanya merenung tanpa melakukan hal positif apa pun.

Akibat lainnya dari kebanyakan angan-angan adalah lupa akan akhirat. Al-Shan’ani dalam kitabnya al-Tahbiir li Iidaah Ma’aanii al-Taisiir meriwayatkan ucapan Imam Ali tentang kekhawatirannya mengenai hawa nafsu dan angan-angan. Imam Ali berkata,

“Adapun mengikuti hawa nafsu akan memalingkan seseorang dari kebenaran. Sedangkan kebanyakan angan-angan akan membuat dia lupa akan akhirat.”

Keenam, zhaalim laa yantahii (kezaliman yang tidak berhenti). Kezaliman itu sendiri merupakan perbuatan dosa. Apalagi jika kezaliman dilakukan secara berulang dan terus menerus, baik kepada diri sendiri terlebih kepada orang lain.

Zalim (al-zhulm) secara bahasa berarti meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dalam definisi syariat, zalim berarti perbuatan yang melampaui kebenaran hingga masuk pada kebatilan. Kata zalim sendiri seakar kata dengan kegelapan (al-zhulmah). Sehingga, orang yang berbuat zalim berarti menjauhi kebenaran menuju kegelapan.

Banyak ayat dan hadis yang melarang perbuatan zalim. Dalam al-Qur’an surah al-An’am ayat 21, misalnya, disebutkan bahwa orang yang berbuat zalim tidak mendapatkan keberuntungan. Pada surah lain Allah berfirman, “Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.” (QS. Hud: 18).

Dalam sebuah hadis Qudsi, Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa Allah swt berfirman, “Wahai hambaku! Sesungguhnya Aku haramkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku haramkan juga kezaliman bagi kalian. Maka, janganlah kalian saling berbuat zalim.”

“Demikian enam perkara yang dapat menyebabkan amal ibadah seseorang menjadi terhapus. Amal ibadah sepatutnya dijaga dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat menjadikannya sia-sia. Sebab, amal ibadah merupakan perkara yang dapat mendatangkan rahmat Allah swt.” pungkasnya. (Moch.Isnaeni)

  • Penulis: admin

Rekomendasi Untuk Anda

  • LDK PDM Klaten Gelar Pembinaan Ruhiyah Bersama Paguyuban Pengais Rejeki: Menggali Hikmah Tembang “Lir-Ilir”

    LDK PDM Klaten Gelar Pembinaan Ruhiyah Bersama Paguyuban Pengais Rejeki: Menggali Hikmah Tembang “Lir-Ilir”

    • calendar_month Jum, 2 Mei 2025
    • account_circle admin
    • visibility 62
    • 0Komentar

    Klaten, 2 Mei 2025 — Suasana Masjid An Nuur Klaten pagi ini terasa lebih hangat dan penuh semangat. Pada Jumat (2/5), Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Daerah Muhammadiyah (LDK PDM) Klaten menggelar acara Pendampingan dan Pembinaan Ruhiyah bagi Paguyuban Pengais Rejeki — komunitas yang beranggotakan para pedagang kecil, pekerja serabutan, pemulung dan pencari nafkah harian di […]

  • Khutbah Idul Fitri 1446 H/ 2025 Muhammadiyah Klaten

    Khutbah Idul Fitri 1446 H/ 2025 Muhammadiyah Klaten

    • calendar_month Sab, 29 Mar 2025
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

    Idul Fitri adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Sebagai bagian dari syiar Islam, khutbah Idul Fitri memiliki peran penting dalam memberikan pesan spiritual dan nasihat kepada jamaah. Untuk membantu para khatib dalam menyampaikan khutbah yang bermakna dan inspiratif, kami menyediakan materi khutbah Idul Fitri 1446 H/2025 yang dapat […]

  • Iskak Sulistiya : Islam Berkemajuan Untuk Penguatan Ideologi Bermuhammadiyah

    Iskak Sulistiya : Islam Berkemajuan Untuk Penguatan Ideologi Bermuhammadiyah

    • calendar_month Sen, 3 Feb 2025
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

    KLATEN — Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah ( PDM ) Kabupaten Klaten Iskak Sulistiya mengatakan bahwa konsep Islam Berkemajuan yang dinensinya meliputi aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah bagian dari ikhtiar untuk penguatan kader persyarikatan dalam Bermuhammadiyah. Hal itu disampaikan Iskak Sulistiya saat menyampaikan materinya dalam Pengajian Pimpinan PDM Klaten di […]

  • DAUROH PELATIHAN IMAM DAN DAI RAMADHAN 1446 H SUKSES DIGELAR DI KLATEN

    DAUROH PELATIHAN IMAM DAN DAI RAMADHAN 1446 H SUKSES DIGELAR DI KLATEN

    • calendar_month Ming, 9 Feb 2025
    • account_circle admin
    • visibility 67
    • 0Komentar

    Klaten, 9 Februari 2025 – Majelis Tabligh PCM Klaten Utara bekerja sama dengan PRM Gading dan Ma’had Ar Ridho Klaten sukses menyelenggarakan Dauroh Pelatihan Imam dan Dai Ramadhan 1446 H di Masjid Ma’had Ar Ridho, Klaten. Kegiatan ini diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari pengurus takmir masjid, remaja masjid, perwakilan PRM se-Klaten Utara, serta […]

  • Mushala Al Ma’roef MI Muhammadiyah Srebegan Diresmikan, Tokoh Agama dan Tokoh Pendidikan Klaten Beri Motivasi

    Mushala Al Ma’roef MI Muhammadiyah Srebegan Diresmikan, Tokoh Agama dan Tokoh Pendidikan Klaten Beri Motivasi

    • calendar_month Rab, 30 Apr 2025
    • account_circle admin
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Klaten- Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan mewarnai peresmian mushala “Al Ma’roef” milik Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Srebegan, Kecamatan Ceper, Klaten, pada Rabu, 30 April 2025. Acara yang dihadiri kurang lebih 600 undangan ini tidak hanya menjadi momentum peresmian mushala, tetapi juga diisi dengan tausiyah dan motivasi pendidikan yang disampaikan langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah […]

  • Inovasi Kokam Wedi: Jalin Kolaborasi Baru dengan Manisrenggo, Sukses Borong dan Kumpulkan 7 Ton Kulit Sapi

    Inovasi Kokam Wedi: Jalin Kolaborasi Baru dengan Manisrenggo, Sukses Borong dan Kumpulkan 7 Ton Kulit Sapi

    • calendar_month Sel, 10 Jun 2025
    • account_circle admin
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Wedi – Pada Hari Raya Idul Adha 1446 H ini Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Wedi kembali melaksanakan kegiatan pembelian kulit hewan qurban. Kegiatan ini adalah agenda tahunan yang telah berlangsung selama 20 tahun. Agenda tersebut menjadi bagian penting dari kontribusi sosial-ekonomi Pemuda Muhammadiyah di kawasan Wedi dan sekitarnya. Banyak sambutan positif dari masyarakat akan […]

expand_less