Sumarno, Calon Jemaah Haji Lansia dari Klaten Utara: Semangat Beribadah di Usia 86 Tahun
- account_circle admin
- calendar_month Rab, 28 Mei 2025
- visibility 19
- comment 0 komentar

MEKAH – Usia bukanlah penghalang untuk menunaikan panggilan suci ke Tanah Haram. Hal ini dibuktikan oleh Sumarno, calon jemaah haji asal Gading Sawahan, Belangwetan, Klaten Utara, tergabung dalam KBIHU Arafah Muhammadiyah Klaten yang kini berusia hampir 86,5 tahun. Lahir pada 31 Desember 1938, semangatnya dalam menjalani ibadah haji patut diacungi jempol.
Memasuki hari keempat di Mekah, Sumarno masih terlihat sehat dan penuh semangat. Ia menjalani rangkaian ibadah dengan tekun dan tertib. Setiap hari, setelah menunaikan umrah wajib, ia tetap beribadah dengan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid yang berada di area hotel tempat ia menginap, yakni Hotel Safwat Al Shorouk, sektor 5 Raudhah, kamar nomor 502, lantai 10.
Meski harus bolak-balik naik turun lift yang kerap penuh, terutama menjelang dan setelah waktu shalat, Sumarno tetap menjalaninya tanpa mengeluh. Ia selalu berusaha datang tepat waktu ke masjid untuk shalat berjamaah. Hal ini mencerminkan semangatnya yang luar biasa dalam menjalani ibadah haji, meskipun usianya tidak lagi muda.
Dalam menjalankan ibadah haji, Sumarno tidak sendiri. Ia didampingi oleh anak menantunya, Margono, yang secara khusus mendapatkan kuota sebagai pendamping lansia. Margono mengungkapkan rasa syukurnya bisa mendampingi mertuanya berhaji tahun ini.
“Saya sangat bersyukur bisa mendampingi Bapak (Sumarno) menunaikan ibadah haji. Ini adalah amanah besar sekaligus berkah yang luar biasa,” ujar Margono saat ditemui di Mekah. “Kami mendaftar haji pada 28 Juni 2019, dan enam tahun kemudian akhirnya berangkat juga dengan kuota pendamping lansia.”
Margono juga mengungkapkan bahwa sejak tiba di Mekah, ayah mertuanya tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang berarti. Bahkan, ia tetap menjaga rutinitas ibadah dengan disiplin tinggi, yang membuatnya kagum sekaligus terinspirasi.
“Beliau semangat sekali. Setiap azan berkumandang, beliau langsung bersiap berangkat ke masjid. Tidak pernah terlambat, seperti yang dilakukannya di kampung halaman” kata Margono.
Sumarno sendiri mengaku sangat bersyukur bisa menjalani ibadah haji di usianya yang sudah lanjut. Ia merasa diberi kekuatan oleh Allah untuk tetap sehat dan kuat dalam menjalani setiap rangkaian ibadah.
“Saya hanya ingin khusyuk beribadah. Alhamdulillah, Allah masih memberi saya kesehatan,” ujar Sumarno singkat.
Kisah inspiratif Sumarno menjadi bukti bahwa usia tidak menghalangi seseorang untuk beribadah dengan sepenuh hati. Keberangkatan Sumarno ke Tanah Suci diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda agar lebih semangat dan serius dalam mempersiapkan ibadah haji sejak dini.
“Bagi saya, berhaji adalah impian yang terus saya nantikan. Ketika kesempatan datang, saya tidak ingin menyia-nyiakannya, meskipun saya sudah tua,” kata Sumarno.
Kondisi kesehatan lansia memang menjadi salah satu pertimbangan utama dalam pelaksanaan ibadah haji. Namun dengan semangat, kesiapan fisik dan mental, serta pendampingan yang baik, lansia seperti Sumarno tetap dapat melaksanakan ibadah haji secara optimal.
Petugas haji juga turut memantau kondisi kesehatan para lansia selama di Mekah. Mereka memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan agar para jemaah lansia tetap terjaga kebugarannya hingga puncak ibadah haji.
Sumarno dan Margono dijadwalkan mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji hingga selesai, termasuk wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, serta melontar jumrah di Mina. Doa dan harapan pun terus mengalir, semoga ibadah mereka berjalan lancar dan menjadi haji yang mabrur.
Kisah Sumarno bukan hanya tentang semangat dan ketabahan, tetapi juga tentang cinta dan tanggung jawab keluarga. Margono yang setia mendampingi, menjadi gambaran ideal anak muda dalam merawat dan menghormati orang tua, terlebih dalam menjalankan ibadah sebesar haji.
Semoga kisah ini menginspirasi banyak orang, terutama generasi muda, untuk tidak menunda dalam menunaikan ibadah haji. Karena panggilan suci bisa datang kapan saja, dan kesiapan lahir batin adalah kunci utama dalam meraihnya.
- Penulis: admin