Menelisik Falsafah “Jer Basuki Mawa Bea”
- account_circle ariefaziz
- calendar_month Sen, 10 Nov 2025
- visibility 58
- comment 0 komentar

Falsafah Jawa “Jer Basuki Mawa Bea” merupakan salah satu ungkapan luhur yang sarat makna dan mengandung nilai moral universal. Falsafah ini tidak hanya menggambarkan pandangan hidup masyarakat Jawa, tetapi juga memiliki kesejajaran dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya perjuangan dan pengorbanan demi meraih kemuliaan. Dalam konteks dakwah kultural Muhammadiyah, nilai-nilai seperti ini menjadi jembatan antara kearifan lokal dan pesan universal Islam.
1. Apa Makna Falsafah Jer Basuki Mawa Bea?
Secara bahasa, “Jer Basuki Mawa Bea” dapat diartikan sebagai “Setiap keberhasilan menuntut biaya atau pengorbanan.” Kata “basuki” berarti keselamatan, kemuliaan, atau keberhasilan, sedangkan “bea” berarti biaya, pengorbanan, atau sesuatu yang harus diberikan untuk mencapai tujuan tersebut.
Falsafah ini mengajarkan bahwa segala bentuk keberhasilan baik dalam urusan dunia maupun moral tidak akan tercapai tanpa kerja keras, ketekunan, dan pengorbanan. Dalam pandangan hidup orang Jawa, kemuliaan tidak datang secara tiba-tiba. Ia harus diperjuangkan dengan tekad dan keikhlasan, disertai kesediaan menanggung konsekuensi dari setiap langkah.
Dengan demikian, “Jer Basuki Mawa Bea” mengandung pesan moral bahwa hidup bukan sekadar menerima, melainkan juga memberi. Tidak ada kemuliaan tanpa kesediaan berkorban; tidak ada keselamatan tanpa usaha yang sungguh-sungguh.
2. Bagaimana Pandangan Islam?
Ajaran Islam sejalan dengan falsafah “Jer Basuki Mawa Bea”. Islam menegaskan bahwa setiap keberhasilan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat, memerlukan perjuangan dan kesungguhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam ayat berikut.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 11)
Ayat ini menegaskan prinsip dasar bahwa perubahan positif harus dimulai dari usaha manusia itu sendiri. Allah menuntut ikhtiar sebelum menurunkan hasil. Inilah inti makna Jer Basuki Mawa Bea dalam perspektif Islam bahwa setiap “basuki” (kebaikan dan keberhasilan) pasti memerlukan “bea” (usaha dan pengorbanan).
Rasulullah saw. juga menekankan dalam hadis berikut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ (رواه مسلم)
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Bersemangatlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah. (H.R. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa keberhasilan harus diperjuangkan dengan kesungguhan (iḥrish) dan tidak boleh pasrah tanpa usaha. Inilah makna inti Jer Basuki Mawa Bea: untuk meraih “basuki” (kemuliaan), seseorang harus menanggung “bea” (usaha dan perjuangan). Dengan demikian, Islam dan falsafah Jawa sama-sama menolak sikap malas, manja, dan instan. Kedua dalil di atas menekankan pentingnya etos kerja, kesabaran, dan keteguhan hati.
3. Kisah Sahabat Nabi tentang Jer Basuki Mawa Bea
Salah satu kisah sahabat Nabi yang mencerminkan makna “Jer Basuki Mawa Bea” adalah kisah pengorbanan sahabat Abdurrahman bin Auf r.a. Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai sahabat yang kaya raya, dermawan, dan penuh semangat jihad. Ketika hijrah ke Madinah, ia meninggalkan seluruh harta kekayaannya di Makkah demi mengikuti Rasulullah saw. Di Madinah, ia memulai hidup dari nol. Ia bekerja keras hingga kembali menjadi saudagar sukses, tetapi kekayaan itu tidak membuatnya lalai. Ia menginfakkan hartanya dalam jumlah besar untuk perjuangan Islam.
Diriwayatkan bahwa pada perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf menyumbangkan 200 uqiyah emas (setara dengan puluhan kilogram emas). Rasulullah saw. pun memuji ketulusannya seraya bersabda: “Apa pun yang dilakukan Abdurrahman bin Auf setelah hari ini, tidak akan membahayakan dirinya (karena amalnya yang besar).”(HR. Tirmidzi)
Kisah ini menunjukkan bahwa untuk meraih basuki (kemuliaan dan keberkahan), seseorang harus siap menanggung bea (pengorbanan). Abdurrahman bin Auf tidak sekadar memberikan harta, tetapi juga menyerahkan kenyamanan dan keamanannya demi membela kebenaran.
Contoh lain datang dari Bilal bin Rabah r.a., sahabat mulia yang mempertahankan keimanannya meski disiksa oleh tuannya. Dalam panasnya padang pasir, Bilal tetap mengucapkan “Ahad, Ahad” menegaskan keesaan Allah. Ia rela menanggung derita demi kemuliaan iman. Itulah bea yang ia bayar untuk memperoleh basuki berupa derajat tinggi di sisi Allah.
Kedua kisah sahabat ini mengajarkan bahwa kemuliaan tidak pernah datang tanpa pengorbanan. Jalan menuju ridha Allah selalu penuh ujian, tetapi di baliknya tersimpan kebahagiaan hakiki yang abadi.
4. Kesimpulan dan Sikap Seorang Muslim
Falsafah “Jer Basuki Mawa Bea” bukan sekadar pepatah lama, tetapi panduan hidup yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Islam memandang pengorbanan sebagai syarat mutlak untuk meraih keberkahan dan kebahagiaan.
Seorang Muslim sejati harus menyadari bahwa hidup bukanlah tempat untuk bersantai, tetapi ladang amal dan perjuangan. Baik dalam menuntut ilmu, berdakwah, membangun keluarga, maupun berjuang di jalan sosial, selalu ada bea yang harus dibayar entah berupa waktu, tenaga, atau kesabaran.
Dalam konteks gerakan Muhammadiyah, nilai ini sangat relevan. Gerakan dakwah dan pendidikan tidak mungkin berkembang tanpa pengorbanan. Para pendiri Muhammadiyah telah meneladankan hal ini; mereka rela berkorban demi mencerdaskan umat dan menegakkan ajaran Islam yang murni.
Sebagai umat Islam dan warga Muhammadiyah, kita perlu menanamkan dalam hati bahwa setiap kebaikan menuntut kesungguhan. Maka, marilah kita jadikan semangat Jer Basuki Mawa Bea sebagai motivasi dalam bekerja, beribadah, dan berdakwah. Karena di balik setiap pengorbanan, terdapat janji Allah yang indah.
Allahu a’lam bis sowab.
Penulis: Arief Nur Rahman, S.S. (Peserta Sekolah Tablig PDM Klaten 2025)
- Penulis: ariefaziz




Saat ini belum ada komentar